RSS

Hakikat manusia "Ilmu pendidikan"

1.      Arti Hakikat manusia
            Hakikat adalah kebenaran atau sesuatu yang sebenar benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatan hakikat adalah inti dari segala sesuatu.
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan sesuatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini.
Jadi hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.
2.      Hakikat manusia menurut pandangan umum
Pembicaraan manusia dapat ditinjau dalam berbagai prespektif, misalnya prespektif filsafat, ekonomi, antropologi, psikologi dan tasawuf.
·         Menurut pandangan ilmu filsafat, bahwa manusia adalah hewan yang dapt berfikir.
·         Menurut pandangan ekonomi, bahwa manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupanya tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi.
·         Menurut pandangan sosiologi, bahwa manusia adalah makhluk sosial yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lain.
·         Menurut pandangan antropologi, bahwa manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi.
·         Menurut pandangan psikologi, bahwa Manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa.
3.      Hakikat manusia yang harus dipahami
·      Sebagai makhluk (diciptakan)
·      Sebagai mukarrom (dimuliakan)
·      Sebagai mukallaf (dibebani)
·      Sebagai mukhayyar (bebeas memilih)
·      Sebagai madzi (mendapat balasan)

1.      Sebagai makhluk (diciptakan)
a.    Dengan fitrah tertentu
Manusia diciptakanatasfitrah Islam sebagaimanamakhluk lain. Sebagaimanusiaiatidakpernahmenjadimalaikat yang terciptadaricahayaatauiblisyang terciptadariapi. Sepandai-pandainyamanusiaiatidakdapatmengetahuirahasia yang Allah SWT bukakanuntuknya.
b.    Bergantung pada khaliknya
Manusia tidakdapatberdirisendiri, bahkanuntukkelangsunganhidupnya.
2.      Sebagai mukkarom (dimuliakan)
Betapamanusiadiciptakandaritanahliatdan air yang hina, akantetapi Allah menghendakimanusiamenjadimakhluk yang muliadandimuliakandengan:
a.       Ditiupkan ruh sebagi unsur langit. Diterangkan dalm al-qur’an surat as-sajdah ayat 9 yang memiliki arti “9) Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”
b.      Diberi keistimewaan. Diterangkan dalam surat al-isra’ ayat 70 “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
c.       Alam ditundukkan untuknya. Dalam surat al-mulk yang memiliki arti “Dialah Yang menjadikanbumiitumudahbagikamu”.
3.      Sebagai mukallaf (dibebani).
Mukallafartinyadibebani.Sebagaimakhluk yang diistimewakandenganberbagaikelebihan, manusiatidakdibiarkantanpatugasdantanggungjawab.
a.       Ubud illallah : Nikmat penciptaan dengan berbagai kelebihan harus disyukuri dengan melakukan ibadah sebagai ekspresi ketundukan dan keikhlasan kepada Yang Maha Menciptakan.
b.      Khalifatul fil ardh : potensi besar yang diberikan Allah kepadanya juga dimaksudkan agar manusia mampu mengelola bumi ini mewakili Allah mengatur kehidupan sesuai yang dikehendaki-Nya dan tidak berbuat semaunya.
4.      Sebagai mukhayyar (bebas memilih)
Kalau Allah menghendaki, manusiabisadiciptakantanpaakalpikiransehinggaiatidakdapatmemilihapa yang ingindilakukan.
Dengankeistimewaanakaldanhatinya, manusiadiciptakansebagaimakhlukpilihan, yang bebasmemilihdanmenentukannasibnyasendiri.
Akal yang diberikan Allah untukmembebaskanmanusiamemilihiniadalahujian.
Jikamanusiamaumenggunakanakaldanhatinyadenganbaik, iaakanberimankepada Allah sesuaifitrahnya.
Jikamanusiakemudiansombong, menutupinikmatakal, danmemperbesarnafsunya, akanjatuhlahmanusiapadakekafiran.
5.      Sebagai majzi (mendapat balasan)

Keberadaannya sebagai makhluk yang diberi kebebasan untuk memilih itu bukan tanpa konsekuensi. Sesungguhnyanikmatkelebihandankeistimewaan yang Allah berikankepada kitaakandiperhitungkanoleh Allah.

Resensi novel "Ibuk"

“KASIH SAYANG YANG TAK PERNAH SIRNA”
Judul buku                    : Ibuk
Penulis              : Iwan Setyawan
Jenis buku                    : Fiksi
Nama penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun penerbit : Juli 2012
Tebal                            : 293 halaman

SINOPSIS :
            Tinah, seorang gadis desa batu, yang harus mengubur semua mimpi serta citanya untuk melajutkan pendidikannya dikarnakan himpitan ekonomi. Diusianya yang masih belia, tinah telah merasakan susahnya untuk mencari lembaran demi lembaran untuk menjalani suatu kehidupan. Sejak kecil, tinah telah diajak mbok pah berjualan baju-baju bekas dipasar batu. Dengan berjalannya waktu, disaat tinah telah dewasa diam-diam tinah disukai oleh cak ali. Seorang penjual tempe yang mempunyai dasaran didepan kios tinah.
            Disuatu pagi, saat tinah barada dikiosnya ia melihat seorang laki-laki berambut klimis dan berwajah tampan sedang menjadi kenek angkot. Pandangan mata merekapun bertemu dan beradu pandang, seorang supir angkotpun mengagetkan pemuda tersebut dan memanggilnya dengan nama sim, akhirnya pada suatu malam sim pergi kerumah tinah menonton layar tancep.
            Seiring berjalannya waktu, mereka menikah dan telah dikaruniai 5 orang anak ( isa, nani, iwan (bayek), rini dan mira). Kehidupan mereka penuh perjuangan, berbagai cobaan silih berganti. Mulai dari biaya pendidikan sampai angkot sim terlalu sering rusak. Namun dengan sekuat tenaga sim dan tinah selalu berjuang untuk memenuhi biaya pendidikan kelima anaknya. Tinah tidak menginginkan nasib anak-anaknya seperti dia, dengan kerja kers, anak-anak merekapun tumbuh menjadi anak-anak yang berprestasi. Meskipun terhimpit dengan masalah ekonomi, usaha tinah dan sim tidak pernah sia-sia. Sampai akhirnya bayek dipanggil umtuk bekerja   diNew York, dikarnakan prestasinya sebagai lulusan terbaik dari IPB. Melalui bayek usaha tinah dan sim selama membesarkan putra-putrinya pun terbayar sudah, bayek kecil yang dulunya sering merengek kepada ibunya pun kini tumbuh menjadi seorang bayek dewasa yang membanggakan keluarganya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera. Sampai akhirnya bapak bayek (sim) berpulang terlebih dahulu kerahmatullah.

KELEBIHAN:
            Bahasa yang digunakan pengarang dalam novel itu adalah bahas ayang lugas dan mudah dimengerti. Selain itu, dengan bahasanya yang lugas dan penuh makna pengarang mampu menciptakan suasana perjuangan kedua orang tua tersebut.


KELEMAHAN:
Namun sayang sekali, banyak konflik menarik yang mestinya bisa digarap lebih detail dan menarik, justru hanya ditampilkan secara illustratif.


UNSUR-UNSUR INSTRINSIK
1.      Tema                      : Kesungguhan dan kesabaran orang tua yang membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.
2.       Alur                       : Menggunakan alur maju.
3.      Latar / setting          : pertokoan, rumah, jalan, dan sekolah.
4.      Penokohan             : A. Sim                        : Tanggug jawab, penyanyang dan pekerja keras.
  B. Tinah                     : Penyayang, penyabar, penuh perjuangan.
  C. Bayek (iwan)         : Menyayangi keluarga, egois, suka merengek.
  D. Anak yang lain       : Penurut.
5.   Sudut pandang        : Sudut pandang orang pertama, ketiga dan campuran.
6.   Amanat                  : Jangan pernah menyianyiakan pendidikan karena masih banyak diluar sana anak-anak yang membutuhkan dan berjuang dengan keras untuk merasakan pendidikan.

7.   Gaya bahasa           : Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari.