RSS

mengenalmu hanya butuh beberapa menit

Sang surya kini telah menampakkan jati dirinya,  semua 0rang mulai berlalu lalang menyusuri jalanan kota untuk mengais rezeki. Namun pandanganku tertuju pada Sosok gadis mungil yang berjalan menyusuri gang sempit yang begitu kumuh, membawa banyak barang yang tidak seharusnya ia bawa. Aku tertegung  melihatnya, hatiku bergejolak melihat sosok gadis mungil itu. Tuhan inikah potret negeriku yang indah ini? Aku pun keluar dari rumah lalu menghampiri gadis itu.
 “lho dek enggak sekolah?” tanyaku penuh selidik.
 “engga mba, ga ada biaya buat sekolah” jawab gadis itu dengan wajah tertunduk lesu.
“nama adek siapa?” aku semakin penasaran dengan gadis itu.
“Aku zahra mba, mba mau beli ini? Sambil menyodorkan apa yang dia jual.
“iya dek, Aku ambil 10 ya, oh iya rumah adek mana?”
“rumah Aku di ujung jalan ini mba, kalo mau mbak boleh main, tapi rumahku kecil mbak” matanya berkaca-kaca.
“iya dek kapan-kapan aja, dek besok kalo jualan kesini lagi mampir ke rumahku ya, kalo Aku ga ketemu adek, itu rumahku yang warna biru, adek masuk aja, soalnya ibuku suka sama kue-kue gini. Bilang aja kalo disuruh Mba Sakina”
“iya mba, besok Aku bawa lagi yang banyak, ini mbak kembaliannya”.
“ga usah dek, ambil aja buat tambah-tambah bantu keluarga”.
“terima kasih banyak mba”  wajahnya tiba-tiba berubah penuh senyum.
Akupun berjalan kearah rumah, dengan mata berkaca-kaca, melihat kenyataan bahwa masih banyak anak-anak yang belum bisa mengenyam bangku pendidikan. Aku telah sampai di ujung gerbang rumahku, Aku melihat Ibu berdiri menyiram bunga di taman, Aku segera menyeka air mataku yang telah meleleh.
“Assalmu’alaikum bu”.
“wa’alaikum salam, lho dari mana dek?, kog pagi-pagi udah keluar, kirain tadi masih dikamar”.
“ini bu, tadi ga sengaja liat ada anak kecil yang jualan kue ini, trus Aku pengen beli, ibu kan suka juga sama kue ini, hehe”.
“ya udah, bawa masuk aja dek, kamu juga cepet mandi, katanya mau ikut bapakmu”
“inggih bu” Lalu Aku bergegas masuk kedalam rumah, meninggalkan Ibu yang sedang menyiram bunga, Aku melihat jam dan telah menunjukkan pukul 8, Aku baru ingat bahwa pesawat Masku akan tiba di bandara pukul 9 pagi, sedangkan perjalanan menuju bandara menghabiskan waktu 30 menit, Aku segera bergegas.
“Sakina, udah siap belum?” tanya Bapak dari depan pintu kamar.
“iya pak, ini baru mau mandi, hehehe” Akupun berlari menuju kamar mandi,namun pikiranku masih memikirkan gadis mungil tadi, ingin Aku bicara dengan kedua orang tuaku tapi Aku belum berani. Tiba-tiba lamunanku berhenti setelah mendengar teriakan Ibu.
“Dek, cepet, udah ditunggu Bapak, kamu juga belum sarapan, ayo cepet”.
“iya bu, ini udah selesai kok”. Aku buru-buru kekamar, mengambil tas dan berlari menuju mobil.
“Dek, makan dulu” seru Ibu
“Iya bu, ini udah bawa kue tadi, nanti dimakan dalam mobil, Assalamu’alaikum bu”
“Wa’alaikum Salam, hati-hati pak”.

Di saat perjalanan HPku berdering, nada whatsapp yang sudah sering Aku dengar, ternyata dari Mas Raka.
"Dek, dimana?"
"Iya mas, ini udah di perjalanan, 15menit lagi, sampai"

                    “Pak, Mas Raka udah sampai”.
                    “lho kok tumben cepet Dek” sambil memfokuskan pandangan di jalan, sesekali melihat jam tangan.
...
                    Di bandara, Mas Raka hanya duduk dan memandangi sekeliling, mungkin dia merasa lelah. Dia hanya menyandarkan tubuhnya didinding bandara, semua kursi terlihat penuh.
                    Aku dan Bapakku mulai kebingungan mencari Mas Raka, karena bandara hari itu berbeda, dari biasanya, begitu penuh dengan orang-orang berlalu lalang, padahal hari libur juga masih jauh tapi entahlah. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya Aku melihat sosok pemuda yang sedang menatap layar handphonnya, ternyata benar Dia adalah kakakku, yang sudah hampir 1 tahun menimba ilmu di Singapura. Dia terlihat semakin tinggi, begitu berbeda saat pertama pergi ke sana.
                    “Pak, itu Mas Raka kan?”
                    “mana toh Dik?oh itu ya, iya itu masmu”
                    “Mas” Aku berlari kearahnya sambil melambaikan tangan, Bapakku mengikutinya.
                    “kirain belum sampe tadi pak” lalu Mas Raka mencium tangan Bapak.
                    “ini Adekku toh, aduh tambah cantik aja, gimana ujiannya kemarin Dek? Sukses gak?” mungkin Mas Raka akan melanjutkaan seribu pertanyaan yang ditujukan padaku, tapi Bapakku sudah menghentikan dengan ucapan yang selalu Beliau pakai
                    “sudah, nanti saja kalo udah di rumah, sudah ditunggu Ibu”. Kamipun bergegas menuju mobil.
...
                    Dirumah ibu sedang menyiapakn banyak sekali makanan untuk menyambut kedatangan Mas Raka.
                    “Assalamu’alaikum” teriakku dan Mas Raka dari luar pintu rumah.
                    Ibu bergegas menuju pintu “Wa’alaikum salam, eh udah pulang, ayo cepet masuk, Bapak mana?”
                    “Bapak tadi terima telfon bu” jawab Mas Raka.
                    “ya udah mas, istirahat aja dulu, pasti kamu capek kan”
                    “Iya bu” Mas Raka pun menuju kamar.
                    “Bu, masak apa toh? Tanyaku sambil menuju dapur.
                    “iki loh, kesukaane masmu dek, sini bantu ibu, biar cepet selesai”.
                    “iya bu”.
                    Akhirnya semua makanan sudah tersaji di meja makan, kini waktunya memanggil Bapak dan Mas Raka, untuk makan siang.
                    “Bapak, makan dulu”.
                    “iya dek, sebentar”.
                    “Mas Raka, makan yuk”.
                    “iya dek”.
                    Namun pikiranku kembali menuju gadis penjual kue yang Aku temui tadi pagi, dalam hatiku bertanya-tanya, apakah dia bisa makan siang seperti ini? Apakah dia masih berkeliling menjajakan kuenya itu?. Lamunanku berakhir ketika Mas Raka sudah dismpingku dan menegurku.
                    “hayo ngalamun terus, mikir apa? Pasti mikir cowok”.
                    “ih apa sih mas, enggak deh”.
                    “enggak bener, mas laporin ke Bapak loh ya, hahaha”.
                    “laporin aja, wong Aku juga enggak mikirin cowok, udah ah ayo turun, udah ditunggu Bapak sama Ibu”.
                    “Mas Raka, Dek Sakina cepet turun, jangan ngobrol terus” kata ibu dari bawah.
...
            Jam telah menunjukkan pukul 11 malam, hujan, angin, serta guntur kian menjadi-jadi. Aku masih belum bisa tidur membayangkan gadis penjual kue tadi pagi, apakah keluarganya baik-baik saja? Apakah mereka bisa berteduh, saat hujan seperti ini? Tuhan bantulah mereka. Akhirnya Aku memutuskan untuk menelfon Mas Raka, kemungkinan besar dia juga belum tidur. 1 kali 2 kali tidak ada jawaban, akhirnya Mas Raka menjawab telfonku.
            “ada apa dek? Jam segini belum tidur?”.
            “mas belum tidur kan? mas bisa kesini? Aku mau cerita banyak sama mas”.
            “ya udah bentar”.
            “dek” sambil mengetuk pintu kamarku, suaranya halus sekali hampir tak terdengar, mungkin agar Bapak dan Ibu tidak terbangun.
            “masuk aja mas” balasku.
            “ada apa toh dek? Udah malem belum tidur. Mau cerita apa sama Aku?”.
            “mas tau rumah-rumah di ujung jalan gang sempit di samping rumah kita ini?”.
            “tau dek, tapi ga begitu jelas, dulu pernah pas masih SMP jalan-jalan kesana sama temen-temenku tapi mungkin sekarang udah lupa. Emang ada apa?”.
            “gini mas, tadi pagi Aku kan keluar rumah, terus Aku ngeliat gadis kecil jualan kue namanya kalo enggak salah tuh Zahra, kasihan banget mas Dia, Dia enggak sekolah, tiap hari Dia harus jualan kue bantu ibunya, kasian banget mas, kalo liat dia. Sampe sekarang Aku masih kepiran Dia, dan akhirnya Aku enggak bisa tidur, kasihan mas enggak tega liatnya” aku menceritakan gadis itu dengan air mata yang terus mengalir, raut wajah Mas Raka juga telah berubah, penuh rasa iba.
            “Lha bapaknya kemana? Masak anak kecil disuruh jualan gitu? Dia sering jualan di sini ya?”
            “kalo itu Aku lupa tanya mas, Aku baru liat kemarin aja mas, tapi tadi Aku nyuruh buat jualan disini lagi. Mas kok belum tidur kenapa?”
            “enggak tau dek, mungkin udah lama ga tidur dirumah jadi butuh waktu lama biar bisa tidur, ya udah kamu tidur dulu aja”.
            “iya mas”.
...
            Jam masih menunjukkan pukul 02.00 dini hari, rumah yang hanya beratapkan kepangan jerami tanpa pelataran itu tiba-tiba terdengar jeritan keras.
            “ibuuuu” terdengara dari mulut kecil Zahra namun matanya masih tetep terlelap.
Suara itu membuat ibu Zahra bangun dan bergeges menghampiri Zahra “Zahra, Astagfirullah nak badan kamu kenapa panas sekali? Ya Allah. Anak-anak cepat bangun bangun. Adit bawain ibu air sama kain, Zahra bangun nak.”
Dengan mata yang masih terasa berat, Adit menuju dapur mengambil air dan kain. “ini bu” sambil menyerahkan barang yang di minta ibunya.
“Mba Zahra kenapa bu?” tanya adik Zahra yang paling kecil.
Tangis ibu semakin pecah.
Tiba-tiba mata Zahra terbuka dan berkata “bu, Zahra minta maaf, Zahra gak bisa bantu ibu lagi. Dan tolong sampaiin maaf Zahra ke Mba Sakina yang rumahnya di luar gang ini, pagi ini Zahra gak bisa nganter kue kesana.”
“nak kamu ngomong apa?” tangis ibu Zahra semakin menjadi-jadi.
“Laailaaa....haa...illlallah...........” dan mata Zahra sudah tertutup untuk selamanya.
***
            Pagi ini setelah sarapan Aku dan Mas Raka siap untuk menyusuri gang kecil itu, sampah banyak di sepanjang jalan. Aku sedikit kaget. Banyak pertanyaan yang muncil di otakku. Inikah tempat anak itu tinggal? Kumuh sekali? Bagaimana dia bisa bertahan di tempat seperti ini?.
            “kamu serius dek disini tempatnya?” tiba-tiba Mas Raka memecah keheningan.
            “mas lebih baik kita tanya ibu-ibu disana aja” jawabku kepada Mas Raka.
            “Assalumu’alaikum bu, apakah di sekitar sini ada anak kecil yang bernama Zahra
“ tanya Mas Raka kepada ibu-ibu itu.
            “Wa’alaikum salam, mas ini siapanya ya?” jawab salah satu ibu itu.
            “Kami kemarin pesen kue dari dia, tapi sampai sekarang belum diantar, jadi kami mau ambil disini bu.” Jawabku kepada ibu itu.
            “Nak Zahra sudah tidak ada” jawab ibu yang lain.
            “maksud ibu gak ada gimana? Gak tinggal disini?” jawabku.
            “Zahra sudah kembali kepada Allah nak.” Jawab ibu yang lainnya.
            “innalillahi wa inna ilaihi rojiun kapan meninggalnya bu? Zahra sakit apa?” tanyaku masih tak percaya.
            “tadi malem dek, gak sakit, katanya Cuma panas aja, terus meninggal” Jawab ibu itu.
            “Pemakamannya kapan bu? Dan rumahnya yang mana? Tanya Mas Raka.
            “sudah dimakamkan tadi pagi mas, kalo mas mau dateng kerumahnya mas lurus aja dari sini, rumahnya di belakang masjid di ujung jalan ini”.
            “makasih bu, permisi kami mau kesana dulu”. Pamit Mas Raka.
Aku masih diam, mataku telah mengeluarkan air mata, Mas Raka mencoba menenangkanku. Setelah beberapa menit kami berjalan akhirnya kami menemukan rumah itu.  Rumah yang tidak layak huni, besarnya tidak lebih dari seperempat dari rumahku. Tuhan inikah cobaan hidup? Namun Aku terlambat Aku melihat sosok wanita yang duduk terdiam dengan pandangan kosong, mungkin itu ibunya. Aku dan Mas Raka mendekat dengan ibu itu.
“maaf apakah ibu ini ibunya Zahra?” tanya Mas Raka dengan hati-hati agar tidak menyakiti perasaan beliau.
“kalian siapa?” tanya ibu itu.
“saya Sakina bu, teman Zahra” jawabku.
“kamu nak yang namanya Sakinya, tadi malah sebelum pergi Zahra minta maaf sama kamu, katanya gak bisa nganter kue ke rumah kamu nak. Maafkan Zahra ya nak, biar dia bisa bahagia” tangis ibu itu semakin keras, ibu-ibu yang lain mencoba menengkannya.
Aku terdiam, tanpa bisa berkata apapun, hanya air mata yang semakin banyak keluar dari mataku ini. Namun aku tetap mencoba untuk tegar, agar ibu itu semakin tenang. “iya bu tak apa, dia sudah kembali, aku juga udah memaafkannya, aku yakin gadis baik hati seperti dia pasti akan bahagia di alamya”.

Sebelum Aku dan Mas Raka kembali kerumah, Kami berdua berziarah kemakam Zahra. Kekurangan dan keserhanaanmu telah mengajariku arti hidup yang sebenarnya, kau selalu mengingatkanku akan bersyukur itu perlu, walaupun Aku mengenalmu hanya dengan hitungan detik, namun kebaikannmu akan selalu kuingat sepanjang waktu. Selamat tinggal gadis kecil penjual kue, kau pasti bahagia di alam sana.

17th dengan kalian :)

Assalmau’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
            Masih pada sehat ya?
            Selamat pagi, siang, sore dan malam para pembaca yang sudah mau membaca tulisanku yang tidak penting ini. Udah pada makan apa belum? Ayo yang belum makan pada makan dulu sebelum baca tulisan ini..!! ntar sakit loh kalo ndak makan  . ciee perhatian banget sih..!!! iya dong  aku kan tau kalo kalian pada jomblo jadi ndak ada yang ngingetin makan.. hahaha (maafkan Aku para pembaca).
            Disini Aku mau berbagi sesuatu yang sangat penting bagiku. Mungkin bagi sebagian orang ini hanyalah hal biasa saja, tapi bagiku ini begitu luar biasa.
            Tepat hari ini tanggal 10 Juni 2015 Aku genap berusia 17 tahun (ya walaupun angka 17 itu bukan angka yang genap, tapi... ahsudahlah *abaikan). Aku telah mendapat berbagai pengalaman dalam perjalan menuju ke umur 17 tahun ini, berbagai hal yang Aku temui, dari yang bahagia, menyedihkan. Aku telah melewatinya, sungguh perjalanan menuju ke angka 17 yang tidak akan Aku lupakan, berbagai kesedihan membuatku semakin tabah dan sabar apalagi memasuki masa-masa yangakan membuatku semakin tidak puas dengan apa yang telah Aku punya. Berbagai kebahagian yang telah Aku dapatkan mebuatku semakin bersemangat dengan hidup ini.
            Terima Kasih kepada Allah SWT, karena telah emberiku nikmat hidup. Telah memberikan kehidupan yang sungguh berharga. Dan Aku selalu berharap agar Aku bisa selalu bersyukur kepadaMu. Dan Aku tidak akan pernah bosan memohon ampunan kepada Allah SWT. Dan Aku juga selalu memohon agar dijauhkan dari segala mara bahaya dan dari godaan setan.
Kepada Bapak dan Ibu kalian orang tua yang begitu sabar, kalian orang tua yang begitu luar biasa, kalian telah mendidikku dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, sehingga tumbuhlah Aku hingga dewasa seperti ini. Terima kasih atas semua yang kalian berikan, walaupun kadang Aku merasa kurang dengan apa yang kalian berikan tapi Aku tetap bersyukur atas apa yang kalian beri, masih banyak orang-orang diluar sana yang tidak seberuntung  Aku, selama 17 tahun ini Aku belum bisa memberi yang terbaik bagi kalian, belum bisa memberikan kebanggaan tersendiri untuk kalian, dan Aku belum bisa memberikan apa yang kalian butuhkan, namun hanya beberapa baris doa yang dapat Aku rangkai agar kalian selalu sehat, selalu bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Terima kasih Bapak, Terima Kasih Ibu. Tidak ada kata-kata lagi yang bisa mengungkapakan apa yang ada dihatiku untuk kalian, kalian luar biasa, kalian bagaikan super hero dalam hidupku. Aku benar-benar sayang kalian. Tidak ada yang bisa menggantikan kalian. Miss u my mom and my dad. Your are my everything, I love u so much :* :* :* :*
Kepada kedua kakakku, walaupun kalian sedikit ngeselin, tapi kalian juga telah mengajariku bagaimana cara mempelajari kehidupan ini. Kalian juga telah memberi warna dalam kehidupanku, canda, tawa, jeritan yang keluar dari mulutku semua itu karna kalian. Namun kadang Aku merasa sedih karena rumah sepi tanpa kamu Mas yang satu karena udah nikah, apalagi kalo yang satu lagi nyusul nikah, entah bagaimana rumah ini, akan begitu sepi tanpa ada canda dan tawa dari kalian. Selama ini Aku juga belum bisa memberi sesuatu kepada kalian, Aku masing sering minta apapun kepada kalian. Maafkanlah adikmu ini yang selalu jahat kepada kalian hahaha. Aku juga sayang kalian Mas, ndak ada kakak yang seperti kalian :* :*
Kepada para sahabat dan teman dekat, kalian juga telah mengajariku berbagai cara menjalani hidup. Berbagai pengalaman yang kalian ceritakan, telah membuatku sadar bahwa hidup itu indah, hidup itu penuh warna, dan hidup itu perjungan. Berbagai pengalaman yang ku jalani bersama kalian, membuat Aku tau bagaimana cara pemecahan suatu masalah. Kata-kata yang sering kalian katakan, tawa yang selalu kalian lontarkan, bahkan kesedihan yang pernah klian berikan, selama 17 tahun telah menemaniku. Aku bangga punya kalian. Jangan pernah lupakan Aku, walaupun suatu saat nanti Kita jarak akan memisahkan kita namun kalian tetap yang terbaik.
Untuk guru-guru dari mualai di Madrasah Ibtidaiyah Annur, Madrasah Tsanawiyah Annur, dan Madrasah Aliyah Mu’allimat Kudus. Terimja kasih untuk ilmu-ilmu yang Anda berikan, tanpa kalian Aku tidak bisa apa, tanpa kalian Aku hanya orang bodoh yang tidak tahu apapun, Aku tanpamu butiran debuuu~~
Untuk kalian yang selalu membuatku semangat dalam hal yang Aku sukai. Mungkin lebih baik Aku sebut kalian sebagai mentor pribadi. Di saat sedih kalian hadir dengan canda tawa kalian, walupun hanya melalui media sosial dan tidak secara langsung tertuju untukku, tapi kalian telah sukses membuat untaian tawa dalam hidupku. Dan yang paliang membuatku bahagia adalah Stand Up Comedy Kudus telah memberikan sesuatu yang tidak pernah Aku duga sebelumnya ,beberapa hari menuju angka 17 tahunku, kalian telah Menghadirkan sosok Dzawin Nur Ikram. Dia adalah sosok yang membuatku semakin tertarik dengan dunia stand up comedy. Walaupun belum bisa share pengalaman secara langsung dengannya namun Aku yakin suatu saat nanti Aku bisa berbagi pengalaman tentang dunia stand up comedy ini bersama Dia.
Dan tak lupa juga para teman di dunia nyata dan dunia maya yang udah nyempetin waktunya untuk menyapaku. Terima kasih pada teman-teman yang udah ngasih ucapan-ucapan dan doa baik secara langsung maupun hanya sebatas tulisan semata namun Aku selalu berharap doa-doa yang telah kalian berikan kepadaku akan memberikan sesuatu yang terbaik dalam hidupku. Dan Aku juga mohon maaf karena tidak bisa membalas satu per satu apa yang kalian berikan padaku. Kalian luar biasa kawan J
Terima kasih banyak untuk Bapak, Ibu, Mas Zen, Mas Tohir kalian sungguh luar biasa, kalian keluaraga yang terbaik. Teruntuk kalian 7 Angel’s, SALIVA, 4Sekawan dan yang lain yang tidak bisa Aku sebutin Satu per satu (bukan berarti ndak apal tapi takut penuh aja). Terutama  kepada  teman-teman XI IPA2 (SEPARO) kalian sungguh orang-orang yang hebat kalian benar-benar gokil, melebihi apapun, terima kasih untuk 1 tahun ini.. terima kasih buat ibu ketua kelas Sifni Jumaila, kamu baik banget, maksih sayang :*, Para guru maafkanlah anak didikmu ini, karena telah membawa-bawa Anda semua masuk dalam tulisan yang ndak apalah-apalah ini.  Dan Terima kasih banyak untuk Stand Up Comedy Kudus. Aku selalu berharap bisa menjadi bagian dari kalian, hanya waktu yang bisa tau kapan kita bisa dipersatukan. Yang hampir terlupakan, makasih buat kamu atas waktunya, maaf ya aku selalu cuek. 
Perasaan dari atas sampai bawah sedih semua deh. Tapi yang nulis ini ndak sedih og, santai aja, ndak usah khawatir gitu (hahaha PD amat yak Aku). Udah ah kiranya cukup sekian dari Aku. Mudah-mudahan tulisan ini tidak membuat kalian para pembaca keracunan, pusing, masuk angin, mual, mules dan sariawan. Jika itu terjadi segeralah minum air sumur, jika masih tidak mempan udah biarin aja, jangan ngomong sama Aku. Sampai jumpa di post-post yang selanjutnya teman-teman. :*

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

PENTINGNYA PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA


Pemilihan umum (pemilu) adalah proses memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu yang mana rakyat dapat memilih pemimpin politik secara langsung. Baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah dan pemimpin di lembaga legislatif dan eksekutif atau kepala pemerintah mulai dari presiden, wakil presiden, gubernur, dan bupati/walikota. Pemilihan umum dilaksanakan sebagai apresiasi rakyat terhadap pemerintah. Karena dengan pemilihan umum rakyat dapat memilih sendiri siapa wakil-wakil rakyat yang pantas menjadi seorang pemimpin.
Pemilihan umum yang baik dan bersih mensyaratkan pemilih yang mempunyai pengetahun, kesadaran, bebes intimidasi dari berbagai pihak dan terhindar dari pengaruh politik uang. Oleh karena itu komisi pemilihan umum sebagai penyelenggara pemilu harus menanggapi masalah ini secara khusus.
Salah satu kategori pemilih yang mempunyai peran penting terhadap  demokrasi di masa yang akan datang adalah para pemilih pemula. Selain jumlahnya yang akan terus bertambah, potensi dan daya kritis mereka dapat menetukan hasil pemilu. Namun banyak pemilih pemula yang belum sadar akan hal itu. Dalam konteks ini para pendidik memiliki kewajiban moral dalam memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik warga negara kepada para peserta didik yang notabennya adalah pemilih pemula.
Berdasarkan data dari KPU, untuk pemilu 2014 lalu sebagian pemilih pemula yang sebagian besarnya adalah pelajar dan berusia antara 17 sampai 20 tahun mencapai 14 juta jiwa. Sedangkan jumlah pemilih yang berumur antara 20 hingga 30 tahun adalah 45,6 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut terlihat jelas potensi yang dimiliki oleh pemilih pemula dalam memilih calon-calon pemimpin bangsa yang akan menentukan arah pembangunan selama lima tahun ke depan.
Jika saja mereka tidak memiliki pemahaman yang baik tentang proses politik serta gambaran tentang jejak rekam partai politik, dikhawatirkan mereka akan mudah digiring untuk memilih caleg atau parpol tertentu yang sebenarnya belum tentu mampu untuk menjalankan aspirasi mereka. Lebih jauh lagi, pemberitaan tentang kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh kader partai politik dikhawatirkan akan membuat remaja bersikap apatis terhadap politik yang pada akhirnya tidak menggunakan hak pilihnya alias golput. maka dari itu pendidikan politik bagi pemilih pemula harus segera ditanamkan sejak dini.
Keuntungan pendidikan politik bagi pemilih pemula
Paling tidak ada beberapa keuntungan yang dapat diambil dari pendidikan politik bagi pemilih pemula, baik bagi pemilih pemula yang berada di sekolah, kampus, maupun pondok pesantren. Dan untuk kemajuan bangsa indonesia kedepannya. Berikut ini beberapa hal  tersebut :
Bonus Demografi Indonesia mulai 2010-2030
Menurut guru besar demografi Universitas Indonesia Prof. Dr Sri Moertiningsih Adioetomo, Indonesia sudah mendapat bonus demografi mulai tahun 2010 dan akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2020 hingga tahun 2030. Berdasarkan data BPS hasil sensus penduduk tahun 2010 angka rasio ketergantungan indonesia adalah 51,3% . Bonus demografi tertinggi biasanya didapatkan pada angka ketergantungan berada di rentang antara 40-50%, yang berarti bahwa 100 orang usia produktif menanggung 40-50 orang usia tidak produktif.
Kalau dipilah ke dalam kelompok desa dan kota, maka angka ketergantungan diperkotaan sudah mencapai angka 46,6%, artinya sudah masuk dalam rentang “masa keemasan” bonus demografi. Sementara untuk pedesaan masih bertengger di angka 56,3%. Yang juga menarik dari data tersebut adalah bahwa sekitar 34%dari masyarakat kita berada di rentang usia muda yakni 15-35 tahun yang sangat produktif. Kaum muda harapan bangsa inilah yang akan menjadi engine of growth yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kencang lagi.
Karena itu “kesempatan seabad sekali” ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin dengan meningkatkan kualitas SDM, terutama kita-kita yang saat ini berada di rentang usia produktif 15-64 tahun. Yang wirausahawan harus makin canggih mengintip peluang dan mengelola sumber daya. Yang profesional harus membangun kompetensi yang makin kompetitif secara global. Yang buruh pabrik haruslah makin terampil dan memiliki kualitas kerja excellent. Begitu juga para pemilih pemula harus benar-benar dioptimalkan, suaranya harus diselamatkan jangan disia-siakan demi kebaikan bangsa dimasa yang akan datang.

Perubahan tren pembangunan dunia dari MDGs ke SDGs
Trend pembangunan dunia saat ini yang sudah mulai berubah dari MDGs (Milenium Development Goals) menjadi SDGs (Sustainability Development Goals) mulai tahun 2015 ini. Perubahan trend pembanguna akan membawa dampak ekonomi, sosial, mapun politik kepada masyaraktnya.
Pemilih pemula pada tahun 2014 yang jumlahnya cukup besar harus mengerti dan memahami partai mana yang sudah mempersiapkan atau paling tidak mengantisipasi pola perubahan dunia ini, calon presiden mana yang melek komunikasi, informasi dan teknologi serta adaptif terhadap perubahan global yang ada, serta calon anggota dewan yang mana yang mengerti tentang MDGs atau SDGs.
Jika hal-hal di atas tadi sudah kita pikirkan dan kita antisipasi maka hal itu merupakan langkah awal bagi kebahagiaan hidup kita dimasa yang akan datang. Jangan sampai kita menyesal karena kebodohan kita sendiri atau karena keteledoran kita dalam memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang kurang pandai menjaga amanah dan kurang mahir atau kurang profesional dalam menunaikan tugas dan amanahnya.

Tanggung jawab pendidikan mencari model manusia adab 22
Mencari dan menemukan sosok model manusia abad 21 adalah tugas pokok dari lembaga pendidikan. Sedangkan lembaga politik adalah ibarat mesin untuk memproses bahan utama tadi sesuai dengan visi yang kita harapkan.
Maka sosok pribadi atau organisasi yang ideal untuk menghadapi tantangan pada abad 21 adalah sosok yang memiliki semangat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan ini, misalnya agama dalam kontek keyakinan, sosial dalam konteks kemanusiaan, dan pancasila  dalam konteks ke-Indonesia-an. Aktualisasi tersebut meliputi 3 hal yaitu afiliasi (komitmen dengan kesholehan pribadinya), partisipasi (komitmen dengan kesholehan sisi lainnya) dan kontribusi (komitmen dengan prinsip perjuangan dan kepahlawananya).
Yang harus diketahui para pemilih pemula
Sebagai pemilih pemula diperlakukan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan tentang peserta pemilu sebelum pelaksanaan pemilihan umum. Ada beberapa yang hal perlu diketahui, antara lain sabagai baerikut:
1. Ketahui visi, misi dan program peserta pemilu.
Dalam hal pemilihan anggota DPR dan DPRD, visi, misi, dan program sangat barkaitan erat dengan visi, misi dan program calon, sehingga antara visi, misi, dan program partai beserta calon harus dicermati secara rinci.
Adapun untuk pemilihan umum anggota DPD, presiden, wakil presiden, dan pemilukada. Visi, misi dan program calon menjadi fokus utama yang perlu di cermati secara lebih mendalam.

2. Kenali riwayat hidup calon dan partai politiknya.
Sebelum menentukan pilihan, akan lebih baik untuk mengenal dan mengetahui riwayat hidup calon dan partai politiknya. Pengenalan riwayat hidup calon tersebut, dapat berhubungan dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan, aktivitas dalam masyarakat. Sedangkan riwayat partai politik meliputi sejarah pendiri, pengurus, dan rekan jejak dipemilu sebelumnya.
Pengenalan riwayat hidup calon dan partai politik ini merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pemilih, terutama pemilih pemula. Melalui pengenalan riwayat hidup, para pemilih setidaknya mempunyai gambaran dan informasi dasar mengenai calon dan partai yang mengusungnya, sehingga ketika menentukan pilihanya, para pemilih dapat menimbang baik buruknya calon dan partai politik tersebut sehingga terhindar dari intimidasi berbagai pihak.

3. Pastikan pilihan kalian
Setelah memiliki informasi yang cukup mengenai visi, misi dan program partai politik beserta calonnya, serta memperoleh data mengenai riwayat hidupnya, para pemilih dapat mendiskusikan informasi dan data itu dengan elemen masyarakat, sehingga informasi dan data itu dapat menjadi dasar yang kuat bagi pemilih dalam menentukan pemimpin yang akan memimpin bangsa ini selama lima tahun kedepan.
Pemilih harus memilih secra rasional, apakah calon yang akan dipilih itu benar-benar menawarkan program yang sesuai dengan bangsa indonesia, dan sevara personal, apakah calon merupakan sosok yang benara-banar dapat dipercaya untuk dapat merealisasikan program tersebut? Komunikasi dengan calon merupakan faktor yang sangat menentukan pilihan. Komunikasi ini bisa dilakukan memlalui berbagai media. Di masa kini, hampir semua calon menggunakan teknologi dalam melakukan komunikasi denagn pemilih. Fasilitas ini dapat dioptimalkan oleh pemilih untuk menjalin komunikasi dengan calon berkait visi, misi, program maupun hal-hal yang terkait lainnya.
Penanaman pendidikan politik perlu dilakukan dan sosialisasi pemilu sangat dibutuhkan guna memperbaiki kinerja para pemimpin dan kualitas bangsa indonesia, karena kualitas suatu bangsa itu salah satu kriterianya adalah mempunyai wakil-wakil rakyat yang berkualitas dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Melalui pendidikan politik ini diharapkan para pemilih pemula tidak salah dalam menentukan pilihan. Karena para pemilihlah yang akan menentukan maju atau tidaknya bangsa ini setidaknya untuk waktu lima tahun kedepan.
Apakah kalian sudah siap untuk menjadi pemilih pemula? Apakah kalian sudah siap untuk menggunakan hak pilih kalian? Apakah pilihan kalian sudah benar? Mari gunakan hak pilih kita dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan lima tahun sekali. Jadikan Indonesia sebagai bangsa yang berkualitas.