Pemilihan umum (pemilu) adalah proses memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu yang mana rakyat dapat memilih pemimpin politik secara langsung. Baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah dan pemimpin di lembaga legislatif dan eksekutif atau kepala pemerintah mulai dari presiden, wakil presiden, gubernur, dan bupati/walikota. Pemilihan umum dilaksanakan sebagai apresiasi rakyat terhadap pemerintah. Karena dengan pemilihan umum rakyat dapat memilih sendiri siapa wakil-wakil rakyat yang pantas menjadi seorang pemimpin.
Pemilihan umum yang baik dan bersih mensyaratkan pemilih yang mempunyai pengetahun, kesadaran, bebes intimidasi dari berbagai pihak dan terhindar dari pengaruh politik uang. Oleh karena itu komisi pemilihan umum sebagai penyelenggara pemilu harus menanggapi masalah ini secara khusus.
Salah satu kategori pemilih yang mempunyai peran penting terhadap demokrasi di masa yang akan datang adalah para pemilih pemula. Selain jumlahnya yang akan terus bertambah, potensi dan daya kritis mereka dapat menetukan hasil pemilu. Namun banyak pemilih pemula yang belum sadar akan hal itu. Dalam konteks ini para pendidik memiliki kewajiban moral dalam memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik warga negara kepada para peserta didik yang notabennya adalah pemilih pemula.
Berdasarkan data dari KPU, untuk pemilu 2014 lalu sebagian pemilih pemula yang sebagian besarnya adalah pelajar dan berusia antara 17 sampai 20 tahun mencapai 14 juta jiwa. Sedangkan jumlah pemilih yang berumur antara 20 hingga 30 tahun adalah 45,6 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut terlihat jelas potensi yang dimiliki oleh pemilih pemula dalam memilih calon-calon pemimpin bangsa yang akan menentukan arah pembangunan selama lima tahun ke depan.
Jika saja mereka tidak memiliki pemahaman yang baik tentang proses politik serta gambaran tentang jejak rekam partai politik, dikhawatirkan mereka akan mudah digiring untuk memilih caleg atau parpol tertentu yang sebenarnya belum tentu mampu untuk menjalankan aspirasi mereka. Lebih jauh lagi, pemberitaan tentang kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh kader partai politik dikhawatirkan akan membuat remaja bersikap apatis terhadap politik yang pada akhirnya tidak menggunakan hak pilihnya alias golput. maka dari itu pendidikan politik bagi pemilih pemula harus segera ditanamkan sejak dini.
Keuntungan pendidikan politik bagi pemilih pemula
Paling tidak ada beberapa keuntungan yang dapat diambil dari pendidikan politik bagi pemilih pemula, baik bagi pemilih pemula yang berada di sekolah, kampus, maupun pondok pesantren. Dan untuk kemajuan bangsa indonesia kedepannya. Berikut ini beberapa hal tersebut :
• Bonus Demografi Indonesia mulai 2010-2030
Menurut guru besar demografi Universitas Indonesia Prof. Dr Sri Moertiningsih Adioetomo, Indonesia sudah mendapat bonus demografi mulai tahun 2010 dan akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2020 hingga tahun 2030. Berdasarkan data BPS hasil sensus penduduk tahun 2010 angka rasio ketergantungan indonesia adalah 51,3% . Bonus demografi tertinggi biasanya didapatkan pada angka ketergantungan berada di rentang antara 40-50%, yang berarti bahwa 100 orang usia produktif menanggung 40-50 orang usia tidak produktif.
Kalau dipilah ke dalam kelompok desa dan kota, maka angka ketergantungan diperkotaan sudah mencapai angka 46,6%, artinya sudah masuk dalam rentang “masa keemasan” bonus demografi. Sementara untuk pedesaan masih bertengger di angka 56,3%. Yang juga menarik dari data tersebut adalah bahwa sekitar 34%dari masyarakat kita berada di rentang usia muda yakni 15-35 tahun yang sangat produktif. Kaum muda harapan bangsa inilah yang akan menjadi engine of growth yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kencang lagi.
Karena itu “kesempatan seabad sekali” ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin dengan meningkatkan kualitas SDM, terutama kita-kita yang saat ini berada di rentang usia produktif 15-64 tahun. Yang wirausahawan harus makin canggih mengintip peluang dan mengelola sumber daya. Yang profesional harus membangun kompetensi yang makin kompetitif secara global. Yang buruh pabrik haruslah makin terampil dan memiliki kualitas kerja excellent. Begitu juga para pemilih pemula harus benar-benar dioptimalkan, suaranya harus diselamatkan jangan disia-siakan demi kebaikan bangsa dimasa yang akan datang.
• Perubahan tren pembangunan dunia dari MDGs ke SDGs
Trend pembangunan dunia saat ini yang sudah mulai berubah dari MDGs (Milenium Development Goals) menjadi SDGs (Sustainability Development Goals) mulai tahun 2015 ini. Perubahan trend pembanguna akan membawa dampak ekonomi, sosial, mapun politik kepada masyaraktnya.
Pemilih pemula pada tahun 2014 yang jumlahnya cukup besar harus mengerti dan memahami partai mana yang sudah mempersiapkan atau paling tidak mengantisipasi pola perubahan dunia ini, calon presiden mana yang melek komunikasi, informasi dan teknologi serta adaptif terhadap perubahan global yang ada, serta calon anggota dewan yang mana yang mengerti tentang MDGs atau SDGs.
Jika hal-hal di atas tadi sudah kita pikirkan dan kita antisipasi maka hal itu merupakan langkah awal bagi kebahagiaan hidup kita dimasa yang akan datang. Jangan sampai kita menyesal karena kebodohan kita sendiri atau karena keteledoran kita dalam memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang kurang pandai menjaga amanah dan kurang mahir atau kurang profesional dalam menunaikan tugas dan amanahnya.
• Tanggung jawab pendidikan mencari model manusia adab 22
Mencari dan menemukan sosok model manusia abad 21 adalah tugas pokok dari lembaga pendidikan. Sedangkan lembaga politik adalah ibarat mesin untuk memproses bahan utama tadi sesuai dengan visi yang kita harapkan.
Maka sosok pribadi atau organisasi yang ideal untuk menghadapi tantangan pada abad 21 adalah sosok yang memiliki semangat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan ini, misalnya agama dalam kontek keyakinan, sosial dalam konteks kemanusiaan, dan pancasila dalam konteks ke-Indonesia-an. Aktualisasi tersebut meliputi 3 hal yaitu afiliasi (komitmen dengan kesholehan pribadinya), partisipasi (komitmen dengan kesholehan sisi lainnya) dan kontribusi (komitmen dengan prinsip perjuangan dan kepahlawananya).
Yang harus diketahui para pemilih pemula
Sebagai pemilih pemula diperlakukan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan tentang peserta pemilu sebelum pelaksanaan pemilihan umum. Ada beberapa yang hal perlu diketahui, antara lain sabagai baerikut:
1. Ketahui visi, misi dan program peserta pemilu.
Dalam hal pemilihan anggota DPR dan DPRD, visi, misi, dan program sangat barkaitan erat dengan visi, misi dan program calon, sehingga antara visi, misi, dan program partai beserta calon harus dicermati secara rinci.
Adapun untuk pemilihan umum anggota DPD, presiden, wakil presiden, dan pemilukada. Visi, misi dan program calon menjadi fokus utama yang perlu di cermati secara lebih mendalam.
2. Kenali riwayat hidup calon dan partai politiknya.
Sebelum menentukan pilihan, akan lebih baik untuk mengenal dan mengetahui riwayat hidup calon dan partai politiknya. Pengenalan riwayat hidup calon tersebut, dapat berhubungan dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan, aktivitas dalam masyarakat. Sedangkan riwayat partai politik meliputi sejarah pendiri, pengurus, dan rekan jejak dipemilu sebelumnya.
Pengenalan riwayat hidup calon dan partai politik ini merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pemilih, terutama pemilih pemula. Melalui pengenalan riwayat hidup, para pemilih setidaknya mempunyai gambaran dan informasi dasar mengenai calon dan partai yang mengusungnya, sehingga ketika menentukan pilihanya, para pemilih dapat menimbang baik buruknya calon dan partai politik tersebut sehingga terhindar dari intimidasi berbagai pihak.
3. Pastikan pilihan kalian
Setelah memiliki informasi yang cukup mengenai visi, misi dan program partai politik beserta calonnya, serta memperoleh data mengenai riwayat hidupnya, para pemilih dapat mendiskusikan informasi dan data itu dengan elemen masyarakat, sehingga informasi dan data itu dapat menjadi dasar yang kuat bagi pemilih dalam menentukan pemimpin yang akan memimpin bangsa ini selama lima tahun kedepan.
Pemilih harus memilih secra rasional, apakah calon yang akan dipilih itu benar-benar menawarkan program yang sesuai dengan bangsa indonesia, dan sevara personal, apakah calon merupakan sosok yang benara-banar dapat dipercaya untuk dapat merealisasikan program tersebut? Komunikasi dengan calon merupakan faktor yang sangat menentukan pilihan. Komunikasi ini bisa dilakukan memlalui berbagai media. Di masa kini, hampir semua calon menggunakan teknologi dalam melakukan komunikasi denagn pemilih. Fasilitas ini dapat dioptimalkan oleh pemilih untuk menjalin komunikasi dengan calon berkait visi, misi, program maupun hal-hal yang terkait lainnya.
Penanaman pendidikan politik perlu dilakukan dan sosialisasi pemilu sangat dibutuhkan guna memperbaiki kinerja para pemimpin dan kualitas bangsa indonesia, karena kualitas suatu bangsa itu salah satu kriterianya adalah mempunyai wakil-wakil rakyat yang berkualitas dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Melalui pendidikan politik ini diharapkan para pemilih pemula tidak salah dalam menentukan pilihan. Karena para pemilihlah yang akan menentukan maju atau tidaknya bangsa ini setidaknya untuk waktu lima tahun kedepan.
Apakah kalian sudah siap untuk menjadi pemilih pemula? Apakah kalian sudah siap untuk menggunakan hak pilih kalian? Apakah pilihan kalian sudah benar? Mari gunakan hak pilih kita dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan lima tahun sekali. Jadikan Indonesia sebagai bangsa yang berkualitas.
0 komentar:
Posting Komentar